Selasa, 18 Mei 2010

Manfaatkan Teknologi Engine Brake Mobil Matik

Kini, mobil-mobil mewah umumnya sudah menggunakan transmisi yang beroperasi secara otomatis atau dengan Kopling Otomatis. Artinya, pengemudi tak perlu lagi capek menginjak kopling untuk ganti gigi. Pada mobil dengan transmisi manual, untuk pindah gigi, kopling harus ditekan.

Kenyataan lain, dari seluruh sistem kontrol mobil yang harus dioperasikan pengemudi, kopling adalah yang paling banyak menyita tenaga. Di samping itu, tingkat pengoperasiannya juga sangat tinggi, terutama bila jalan macet atau padat merayap!

Cepat habis
Kendati demikian, ternyata masih banyak di antara kita yang masih berasumsi negatif terhadap transmisi otomatik. Hal ini juga diakui oleh produsen mobil. Misalnya, bila mogok, mobil dengan transmisi otomatik tidak bisa didorong. Kalau sering digunakan di daerah pergunungan, rem cepat habis.

Semua itu asumsi masa lalu. Kini, semakin banyak transmisi otomatik, maka produsen menyediakan mekanik yang memiliki kemampuan lebih cepat untuk memperbaikinya bila ada masalah. Malah, kini juga ada bengkel-bengkel umum yang bisa menguras seluruh automatic transmission fluid (ATF) di dalam transmisi dan lantas diisi dengan pelumas yang benar-benar baru dan bersih.

Pada mobil sekarang, khususnya yang menggunakan sistem injeksi, bila baterai soak, maka mesin tidak akan bisa hidup. Pasalnya, komputer mesin mendapatkan energi dari baterai. Karena itu, posisi transmisi manual dan otomatik sama saja!

Lantas, mengenai anggapan bahwa rem boros saat mobil matik melaju di daerah yang banyak turunan, dipastikan, kondisi itu terjadi karena pengemudi terlalu santai, membiarkan transmisi pada posisi “D” saja. Padahal, D adalah gigi tertinggi.

Tetap bekerja
Untuk mengurangi beban kerja rem, pengemudi harus memanfaatkan efek engine brake dengan menggunakan gigi yang lebih rendah. Dalam hal ini, bisa saja “2” atau kalau lebih curam dan licin, harus “L”. Sama dengan gigi rendah, 3 atau 2 pada transmisi manual. Adapun untuk berakselerasi, pengemudi harus melakukan kick down atau menginjak pedal gas dengan cepat!

Jadi, mengemudi dengan transmisi otomatik (Kopling Otomatis) bukan berarti tangan tidak bekerja sama sekali. Pada kondisi medan tertentu, 3, 2, dan L harus digunakan. Tangan masih harus aktif. Hanya kaki kiri yang benar-benar santai. Tak perlu injak kopling sama sekali. Misalnya saat di jalanan yang menurun atau berakselerasi saat di tanjakan!

Malah, pada kondisi macet, dengan melepaskan pedal rem dan transmisi pada posisi “D”, mobil bisa merangkak tanpa harus menginjak rem.

Kalau sudah merasakan enaknya transmisi otomatik, terutama bagi mereka yang menyetir sendiri, sering melewati jalanan macet, dan punya tingkat mobilitas yang tinggi, mereka dipastikan tak akan mau kembali ke manual kalau tidak terpaksa. Malah, mereka rela mengeluarkan biaya tambahan, baik untuk transmisinya yang lebih mahal plus konsumsi bahan bakar yang sedikit lebih banyak dibandingkan manual!

otomotif.kompas.com

Written by bikin cepat

April 29th, 2010 at 11:15 am

Manfaat Kopling Otomotis EasyMatic

Pemasangan Kopling Otomatis EasyMatic tidak mengubah original kendaraan, mesin ataupun gearbox. Kendaraan Anda tetap aman dan lebih nyaman

Pemakaian bahan bakar tetap hemat dan efisien, jika dibandingkan dengan kendaraan yang bertransmisi full automatic.

Tidak perlu khawatir pada saat melakukan pengereman mendadak, karena Anda masih bisa memanfaatkan Engine Break System (pengurangan kecepatan dengan bantuan putaran mesin), sehingga kanvas rem kendaraan tetap awet.

Semua pekerjaan kaki kiri (menekan pedal kopling) dilakukan oleh perangkat EasyMatic dengan bantuan komputer yang canggih, jadi tidak perlu khawatir lagi dengan umur kanvas kopling.

Anda bisa melakukan adjustment pada perangkat EasyMatic untuk akselerasi normal atau khusus Drag Race serta masih banyak fungsi lainnya yang bisa Anda optimalkan, sesuai dengan karakter Anda dalam berkendara.

Kopling Otomatis EasyMatic mengatur sekaligus memaksimalkan fungsi Engine Break System, sehingga tidak perlu khawatir saat melakukan pengereman mendadak di kecepatan tinggi.

Manfaat utama yang Anda dapatkan dengan penggunaan Kopling Otomatis EasyMatic adalah Anda tidak perlu capek apalagi sampai stres menghadapi kemacetan, karena kendaraan Anda telah dilengkapi Kopling Otomatis EasyMatic. Rasakan kenyamanan layaknya transmisi otomatis, dengan fungsi lebih dari sekedar berkendara mobil bertransmisi otomatis.

easy-matic.com

Written by bikin cepat

February 19th, 2010 at 11:24 am

Panduan Kopling Yang Benar

Kita mengenal kopling otomatis dan manual. Bagaimana menggunakannya (kopling otomatis dan manual tsb) dengan baik?

Agar
kopling dapat berfungsi dengan sempurna serta tidak gampang mengalami kerusakan, maka berikut ini adalah tahapan penggunakan kopling yang dianjurkan :


1. Jika menginjak pedal kopling, maka tekanlah pedal kopling sepenuhnya. Tujuannya adalah agar roda gila (flywheel) dan pelat/piringan kopling (cluth plate) dapat terpisah secara sempurna, sehingga dapat memudahkan dalam memindahkan tuas transmisi.


2. Ketika sedang menginjak pedal
kopling secara sempurna, pindahkan tuas transmisi.


3. Setelah memindahkan tuas transmisi, selanjutnya bebaskan injakan kopling secara perlahan diselaraskan dengan injakan pedal gas agar kendaraan dapat berjalan dengan halus dan tidak membuat kendaraan meloncat

Read More..

Tiga Cara Bikin Kanvas Kopling Panjang Usia

Kanvas kopling akan lebih panjang usia bila ia betul-betul kita tempatkan semata-mata sebagai penghubung. Bukan sebagai penahan beban kendaraan. Caranya, ikutilah tiga kebiasaan berikut ini.
Kanvas kopling memang mempunyai masa pakai. Semakin intens kanvas bekerja, semakin cepat tipis permukaannya. Bila sudah tipis, komponen penting dalam sistem penggerak kendaraan ini memang seharusnya kita ganti segera. Rata-rata, tiap 4 tahun sekali.

Namun, jangan salah sangka. Banyak pengendara yang harus mengganti kanvas kopling jauh lebih cepat dari yang seharusnya. Bukan semata-mata karena masalah kualitas. Tapi, karena kesalahan dalam gaya berkendara. Sebagai pengendara, kita bisa sedikit memperpanjang usia kanvas kopling bila memperlakukannya secara tepat.

Beberapa waktu lalu, astraworld.com pernah menghimbau agar saat mengendarai mobil kita jangan sering-sering menginjak setengah kopling. Efeknya terhadap keausan memang sangat jelas. Injakan yang nanggung seperti ini menempatkan kanvas kopling pada tingkat gesekan yang sangat keras. Itu sebabnya permukaan kanvas akan lebih cepat terkikis.

Kebiasaan ini masih sering dilakukan para pengendara. Terutama, di jalur padat dan saat menanjak. Mereka berargumentasi, dengan menginjak setengah kopling, maka mesin tidak akan mati. Ada benarnya, namun lebih banyak menimbulkan kerugian. Karena itulah, kami menempatkannya pada urutan pertama.

Cara kedua yang harus kita perhatikan adalah saat melepas pedal kopling. Kanvas kopling akan jauh lebih awet apabila ketika melakukan perpindahan transmisi, kita tidak melepaskan pedal kopling secara menghentak. Lepaskan saja dengan perlahan-lahan.

Dan yang ketiga, penggunaan gigi transmisi harus sesuai dengan kecepatan kendaraan. Jangan terbiasa menggunakan gigi tinggi bila kecepatan mobil rendah. Kebiasaan ini masih sering dilakukan pengendara. Misalnya, menggunakan gigi 4 pada saat kecepatan kendaraan hanya 20km/jam.

Sebenarnya, semua himbauan ini terkait dengan posisi kanvas kopling. Sebagai bagian dari sistem penggerak kendaraan, kopling beserta kanvasnya menjadi komponen penghubung antara mesin dan penggerak roda. Ia bertugas meneruskan daya yang dihasilkan akibat putaran mesin ke penggerak roda. Sehingga penggerak roda mampu menggerakkan total beban kendaraan.

Kanvas kopling akan lebih panjang usia bila ia betul-betul kita tempatkan semata-mata sebagai penghubung. Bukan sebagai penahan beban kendaraan. Caranya, ikutilah tiga kebiasaan di atas.

Karena Terbiasa Injak Pedal Gas Setiap Mematikan Mesin

Mestinya, begitu kunci kontak kita putar ke posisi OFF, putaran mesin tak dengar lagi. Kalaupun berputar, cukup 1 sampai 2 putaran saja. Bila mesin masih berputar lebih lama dari itu, harap sedikit waspada.
Coba perhatikan berapa lama waktu yang dibutuhkan mesin mobil Anda untuk benar-benar mati? Mestinya, begitu kunci kontak kita putar ke posisi OFF, putaran mesin tak dengar lagi. Kalaupun berputar, cukup 1 sampai 2 putaran saja. Bila mesin masih berputar lebih lama dari itu, harap sedikit waspada. Barangkali mobil Anda mengalami dieseling.

Dieseling adalah masih berputarnya mesin secara berlebihan setelah kunci kontak diposisikan off. Kasus ini terjadi pada mesin berbahan bakar bensin. Gejala ini tergolong kondisi yang tidak normal. Secara teknis, mesin seharusnya langsung mati ketika kunci kontak kita posisikan OFF. Sebab, pada saat itu supply bensin terputus dan percikan api dari busi padam. Artinya, pembakaran di ruang bakar terhenti dan mesin tak mendapat energi untuk berputar.

Selama ini banyak pengendara yang menganggap ringan bila mendapati mesin bensin yang masih berputar meskipun telah dimatikan. Seolah, kasus semacam ini tidak terlalu berpengaruh pada kenyamanan dan keselamatan berkendara. Padahal, kalau kita perhatikan baik-baik, dampak-dampak dieseling sebenarnya sangat banyak.

* Memperpendek usia busi. Ini akan terjadi karena busi mobil yang mengalami dieseling cenderung basah. Kondisi yang basah ini memudahkan terjadinya hubungan singkat (korsleting) pada busi. Bila sudah seperti ini, busi akan cepat panas yang kemudian akan mempercepat retaknya busi atau putusnya resistant (tahanan) pada busi.
* Dieseling juga menunjukkan bahwa pembakaran tidak sempurna. Ini berarti dieseling akan dapat mempercepat timbulnya kerak karbon pada ruang bakar. Efek berikutnya, mesin ngelitik dan mempercepat keausan pada mesin (piston, silinder mesin, ring piston).
* Mesin yang mengalami dieseling pada umumnya akan lebih susah dihidupkan. Sebab, pada ruang bakar biasanya terdapat terlalu banyak bahan bakar. Lama kelamaan ini akan membuat aki soak.
* Berikutnya adalah efek pada engine mounting. Dieseling indentik dengan putaran mesin yang tidak stabil. Dengan ketidakstabilan putaran mesin maka mounting akan meredam getaran mesin secara tidak stabil pula. Ini yang akan mempercepat retak atau kerasnya mounting mesin.


Secara teknis, beberapa hal yang menjadi pemicu dieseling, diantaranya adalah: Pertama, sistem cut-off bahan bakar tidak berfungsi dengan baik; Kedua, kerak karbon pada ruang bakar yang berlebihan sehingga menimbulkan bara pada ruang mesin; dan Ketiga, (yang berasal dari unsur perilaku pengendara) dieseling muncul karena saat mematikan mesin pengendara terbiasa menginjak pedal gas.

Dari tiga penyebab itu, kita dapat mengetahui apa-apa saja yang dapat kita lakukan agar mesin mobil kita tidak mengalami dieseling.

* Hindari menginjak pedal gas saat mematikan mesin.
* Periksa sistem cut-off bahan bakar. Perbaiki bila masih terjadi kebocoran aliran bahan bakar.
* Bersihkan kerak ruang bakar mesin secara periodik, alangkah baik setiap 80.000 km atau dengan menggunakan bahan additive pembersih ruang bakar yang banyak dijual di bengkel-bengkel.

Pedal Rem Keras Karena Kevakuman Bocor

Ada tiga daya yang membuat pijakan ke pedal rem tidak terlalu keras.

Diantara tiga daya itu, kevakuman memegang peran yang paling besar dan paling dominan dalam memperingan tekanan pedal rem. Lalu, bagaimana mendeteksi problem kevakuman?
Selain pemasangan one way valve harus benar, hal lain yang mempengaruhi kemampuan kerja booster rem dalam sistem pengereman adalah kevakuman pada intake manifold (atau, kevakuman pompa vakum pada mesin diesel). Vakum maksudnya kondisi yang hampa udara. Berkat kevakumanlah membran pada booster rem dapat terhisap.

Kevakuman ini terjadi saat mesin hidup. Sampai di sini, memang belum terjadi proses pengereman putaran roda. Sistem pengereman masih membutuhkan sumber-sumber tenaga lagi agar membran booster rem semakin menggerakkan push rod (batang penekan) yang pada akhirnya mengakibatkan proses pengereman.

Secara keseluruhan ada tiga daya yang diperlukan dalam proses pengeremen: Pertama, kevakuman; kedua, injakan kaki ke pedal rem; ketiga, dorongan dari udara luar (yang mengalir melalui air valve atau katup udara). Ketiganya bekerja secara bersamaan. Pergerakan membran booster rem semakin terjadi ketika kaki kita menginjak pedal rem.

Diantara tiga daya itu, secara teknis kevakuman memegang peran yang paling besar dan paling dominan dalam memperingan tekanan pedal rem. Itu sebabnya, ketika kevakuman tidak berfungsi dengan baik, pengaruhnya sangat terasa: pedal sangat keras.

Satu-satunya penyebab yang mengakibatkan kondisi kevakuman tidak terjadi adalah adanya udara yang masuk dengan bebas ke ruang yang semestinya vakum. Hal ini sering disebut dengan istilah "kebocoran kevakuman".

Untuk mendeteksi ada tidaknya kebocoran kevakuman sangatlah mudah. Ikuti langkah-langkah berikut ini:

* Hidupkan mesin dan perhatikan block mesin. Kevakuman yang bocor akan membuat getaran mesin terlihat pincang (salah satu silinder tidak bekerja dengan baik). Tandanya, getaran mesin tidak stabil. Kadang keras, kadang pelan.
* Untuk lebih memastikan, tutuplah saluran udara masuk yang terdapat pada karburator (atau throttle body pada sistem injeksi). Tapi, jangan terlalu rapat, karena bisa menyebabkan mesin mati. Bila saat Anda tutup putaran mesin ternyata lebih stabil, bisa dipastikan itu pertanda telah terjadi kebocoran kevakuman.



Jadi, kalo pedal rem terasa berat dan Anda menemukan indikasi-indikasi di atas, segera atasi masalah kebocoran kevakuman. Cuma, komponen atau bagian yang memicu terjadinya kebocoran kevakuman sangat banyak. Misalnya, kebocoran selang, kebocoran yang disebabkan oleh kondisi katup-katup, atau kebocoran kevacuman pada karburator.

Read More..